Entah untuk kali pertamanya atau untuk ke sekian kalinya aku merasa beruntung dan bersyukur atas apa yang Tuhan kasihkan kepadaku. Di saat aku ingin mengeluhkan apa yang ada di depanku, selalu saja Tuhan timpa hal-hal yang jauh lebih membahagiakan yang membuatku merasa malu untuk menyerah dengan keadaan.
Entah rasa apa yang berasa, namun
Tuhan.. aku berterima kasih atas apa yang selalu Kau beri.
Salah satu hal yang membuatku
bersyukur adalah dipertemukan dengan seorang malaikat tak bersayap yang mengajarkanku
banyak hal yang selalu tanpa dia sadari kebaikannya membuatku merasa selalu
nyaman untuk menceritakan banyak hal tentang diriku kepadanya. Aku merasa tidak
sendiri melewati semua ini.
Rasa-rasanya memang selalu tidak
adil karena yang terjadi adalah aku selalu menyusahkannya sedangkan dia? Dia
hanya sebatas menjadi pendengar yang baik, pemberi solusi yang baik, dia datang
dengan obat yang aku keluhkan. Dia dokter bagiku, untukku.
Andaikan ada kebaikan yang bisa
membalas kebaikannya, sudah pasti akan aku usahakan hal itu. Aku ingin dia bahagia.
Aku ingin dia bisa berbagi juga denganku walaupun sampai saat ini bahkan aku
tidak pernah mendengar apa yang dia keluhkan.
Dia terlalu diam untuk aku yang
lebih sering berkata.
Pada akhirnya, titik ketakutan
itu tiba-tiba saja muncul dengan air mata yang ternyata sudah mengalir begitu saja
tanpa permisi. Aku takut jika yang terjadi aku adalah penghambat langkahnya. Aku
takut hanya karena dia terlalu baik kepadaku, tidak ingin menyakiti hati dan
perasaanku, tidak ingin merugikanku dia merelakan hati dan jiwanya untuk
terluka. Aku takut itu.
Tapi ketakutanku itu jauh lebih kecil
dari ketakutan yang disebabkan oleh keegoisanku. Aku ingin menuntaskan obrolan
itu, hanya saja aku takut yang terjadi adalah hal yang tidak aku harapkan untuk
aku ketahui, aku belum siap untuk kembali merasakan sakit itu, aku masih belum
siap dengan keadaan jika pada akhirnya harus tidak lagi bersapa dengannya.
Aku takut dengan segala ketakutanku
yang belum tentu terjadi, namun aku harus siap jika salah satu ketakutan itu
akan benar terjadi.
Pintaku Tuhan, saat ini dan
selamanya jika Engkau berkenan dengan pintaku.. “izinkanlah aku dengannya menjadi
kita, berjuang bersama, saling dalam segala hal sampai akhir kata pisah hanya
tersebabkan oleh maut.”
Terima kasih, Tuhan 😊
kebaikanmu tak terbatas
Comments
Post a Comment